Alat Musik Sasando: Sejarah dan Keunikan Instrumen Tradisional dari Nusa Tenggara Timur


Alat Musik Sasando: Sejarah dan Keunikan Instrumen Tradisional dari Nusa Tenggara Timur

Alat musik Sasando adalah salah satu instrumen tradisional yang sangat unik dan bersejarah dari Nusa Tenggara Timur. Sasando merupakan alat musik dawai yang dimainkan dengan cara dipetik, dan terbuat dari anyaman daun lontar yang membentuk wadah bulat sebagai resonatornya. Sasando juga dilengkapi dengan peg-peg yang digunakan untuk mengatur nada.

Sejarah dari alat musik Sasando ini sangatlah kaya. Menurut sejarah, Sasando pertama kali ditemukan oleh seorang pemuda dari Sumba yang sedang berjalan-jalan di hutan. Pemuda itu melihat sejenis tumbuhan liar yang memiliki dawai dan mulai memainkannya. Dari situlah lahir alat musik Sasando yang kita kenal sekarang.

Menurut pakar musik tradisional, Bapak Anwar Supangat, “Sasando merupakan simbol dari kekayaan budaya Nusa Tenggara Timur. Instrumen ini memiliki suara yang sangat khas dan indah, sehingga sering digunakan dalam acara-acara adat dan upacara tradisional di daerah tersebut.”

Keunikan dari alat musik Sasando juga terletak pada cara memainkannya. Sasando dimainkan dengan teknik petik yang menuntut keahlian dan ketelitian dari pemainnya. Suara yang dihasilkan pun sangat lembut dan merdu, cocok untuk mengiringi berbagai jenis lagu tradisional.

Menurut Ibu Maria Endang Kirono, seorang peneliti seni musik tradisional, “Sasando merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Melalui alat musik ini, generasi muda dapat belajar dan menghargai keberagaman budaya Nusa Tenggara Timur.”

Dengan begitu, alat musik Sasando tidak hanya menjadi instrumen musik tradisional, tetapi juga menjadi simbol dari kekayaan budaya dan warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dilestarikan. Mari kita terus mendukung dan melestarikan alat musik Sasando agar tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat Nusa Tenggara Timur.